Halaman

Rabu, 23 Oktober 2013

ASUS FONEPAD TABLET 7 INCI DENGAN FUNGSI TELEPON

Sebagian besar tablet terjangkau yang tersedia di pasaran saat ini merupakan tablet dengan konektivitas WiFi untuk terhubung ke Internet. Di Indonesia, konektivitas WiFi memang belum terlalu luas, sehingga ada batasan di mana pengguna, ketika berada di tempat tertentu, atau di tengah perjalanan, tidak dapat terhubung ke Internet saat membutuhkan.Untuk itu, sejumlah produk lain, oleh vendor pembuatnya dilengkapi fitur koneksi 3G yang dapat memanfaatkan jaringan nirkabel milik operator seluler untuk mengakses Internet. Di Indonesia, jaringan telekomunikasi nirkabel operator seluler memang sudah sangat luas, mencakup hampir ke seluruh pelosok negeri.
Namun ternyata, kebutuhannya meningkat. Sebagian pengguna menginginkan tablet yang juga mampu melakukan panggilan suara. Ini mendorong ASUS, sebagai pemimpin global di era digital untuk menghadirkan ASUS Fonepad, produk yang mampu memenuhi kebutuhan itu.
Pertama dengan Intel Lexington

ASUS Fonepad merupakan tablet 7 inci dengan fitur yang memungkinkan penggunanya menerima atau melakukan panggilan suara, mengirimkan SMS, ataupun MMS. Fitur ini membuat tablet Fonepad memiliki fungsi layaknya sebuah smartphone.
Dari sisi desain, tablet yang hadir dalam pilihan warna Titanium Gray atau Champagne Gold ini menggunakan casing berbahan dengan metallic finish hingga memperkuat kesan elegan pada ASUS Fonepad. Desainnya yang minimalis, rapi, tanpa mengumbar banyak port atau konektor pada sekeliling body-nya terlihat pada penempatan slot MicroSD dan Micro SIM card yang ada di dalam penutup belakang, bagian atas Fonepad. Penempatan tersebut semakin menegaskan desain Fonepad yang secara keseluruhan menjadi bagaikan tablet kelas premium.
Untuk memperkuat tablet, ASUS memilih prosesor Intel Atom Z2420 Lexington, yang merupakan prosesor berkecepatan 1,2GHz dan memiliki fitur HyperThreading. Pemilihan prosesor ini sekaligus membuat Fonepad menjadi tablet 7 inci pertama di dunia yang menggunakan prosesor tersebut.
Layar 7 inci yang digunakan Fonepad mendukung resolusi HD yakni 1280x800. Penggunaan panel IPS menjadikan tablet ini punya tampilan yang tetap tajam, warna cerah meski dilihat dari berbagai sudut, hingga 178 derajat. Di bagian depan, tersedia kamera 1,2MP. Dan kamera 3MP auto focus di bagian belakang dapat digunakan untuk merekam video beresolusi HD 720p.
Untuk menyimpan data, tablet 10 finger multi-touch berbasis Android 4.1 Jelly Bean ini menyediakan penyimpanan 8 atau 32GB dan dapat diekspansi hingga 32GB lagi lewat slot MicroSD. Jika belum mencukupi, ASUS juga menyediakan online storage sebesar 5GB yang bisa digunakan secara cuma-cuma selamanya oleh pengguna.
Media penyimpanan berbasis cloud ini juga memiliki fitur Webstorage Office yang memungkinkan pengguna membuka, membuat, mengedit, atau melakukan sharing dokumen MS Word, Excel dan PowerPoint lewat Fonepad tanpa perlu menginstalasikan Microsoft Office.
Lalu, bagaimana dengan masa aktifnya? Dengan baterai sebesar 4270mAh, pengguna dapat memainkan video beresolusi HD 720p hingga 9,5 jam pada Fonepad. Jika pengguna perlu melakukan panggilan telepon di jaringan 3G, baterai tersebut mampu memasok daya hingga 31 jam.
Fonepad saat ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp2.999.000 untuk kapasitas 8GB dan Rp3.699.000 untuk kapasitas 32GB.


x

Rabu, 09 Oktober 2013

Pengalaman Pertama Mengembangkan Sistem Informasi

Dalam postingan saya kali ini, saya akan berbagi cerita saya dalam pengembangan sistem informasi. Sebelumnya saya akan memberi penjelasan dari Wikipedia tentang apa itu Sistem Informasi. Sistem Informasi merupakan sekumpulan atau gabungan dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, Sistem informasi tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi, tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

Selama saya masuk ke jurusan teknik informatika di Universitas Gunadarma, saya mendapat banyak ilmu yang banyak sebelumnya tidak saya ketahui. Salah satunya pengalaman pertama saya tanpa sadar dalam mengembangkan sistem informasi, yaitu ketika ditugaskan salah satu dosen Algoritma Pemrograman di tingkat 1 untuk membuat sebuah game menggunakan java. Saat itu saya masih sangat awam sekali dengan bahasa pemrograman apa yang saya pahami dalam java sungguh sangat dasar.  Namun itu membuat saya menjadi tertantang untuk menyelesaikan tugas game itu. Untung saja dosen itu memberikan kemudahan dengan mengizinkan saya untuk mengambil game yang sudah ada tanpa perlu membuatnya dari nol.

Saya mencoba membuat game sederhana dengan mencari dari beberapa sumber di internet dan saya memilih untuk membuat game Bounce. Meski saya telah mendapatkan game itu saya masih bingung untuk memasukkan list program tersebut ke dalam java ternyata tidak langsung mengcopy paste begitu saja. Game yang terlihat sederhana itu ternyata tidak semudah yang jika dilihat kodingannya, perlu tahap-tahap untuk mulai mengaplikasikannya melalui java dengan sempurna. Namun saya tidak putus asa untuk memahaminya. Saya mencari terus informasi tahap-tahap apa saja yang diperlukan dalam pengaplikasikan sebuah game. Hingga akhirnya saya dapat menjalankan game bounce tersebut dengan lancar. Saya dapat mengumpulkan tugas tersebut kepada dosen dengan tepat waktu. Ada perasaan bangga tersendiri ketika saya terus berusaha hingga tujuan tercapai. Hingga kini saya terus mendalami berbagai sistem komputerisasi mulai dari pengembangan program dan sistem database.